
Dari penuturan beliau mengatakan, bahwa hampir tiap hari rumah yang ditempatinya dilempari kotoran manusia maupun kotoran hewan. Dan tiap hari pula beliau membersihkannya. Apabila malam hari telah tiba, rumah beliau ini kadang 'diramaikan' oleh cahaya api mengelilingi halaman dan atap rumahnya.
Sebelum berpamitan pulang pun, beliau (kerabat teman) berpesan agar jangan meludah dan membuang puntung rokok sembarangan. Anda boleh percaya ataupun tidak, tapi inilah kenyataannya. Kendati, tidak semua kaum Mayoritas memperlakukan kaum minoritas secara semena-mena tanpa belas kasihan.
Sepenggal cerita di atas tidaklah seberapa, bila dibandingkan dengan yang dirasakan Muslim Rohingnya. Untuk mencari pekerjaan saja begitu susah (diskriminasi). Penyiksaan, pembantaian serta penculikan. Bahkan, wanita-wanita yang belum berkeluarga maupun telah berkeluarga sekalipun disuntikkan serum tertentu agar tidak mempunyai keturunan.
Muslim Rohingya pernah juga diperlakukan secara tidak menusiawi ketika berada di ... Mereka ditangkapi lalu dibagi empat kelompok. Kemudian dimasukkan ke dalam perahu. Perahu tersebut tidak diberi layar dan sebagainya lalu dilepas di laut. Secara tidak langsung mereka dibuang ke lautan tanpa bekal apapun.
Sungguh memilukan apa yang tengah dialami Muslim Rohingya, di mana jaman yang mengagung-agungkan Hak Asasi Manusia tak mampu berbuat banyak. Namun sebagai seorang Muslim, meskipun bukanlah seorang Muslim yang taat sangat bersyukur atas perhatian, solidaritas serta simpati Rakyat Aceh terhadap Saudara Muslim Rohingnya. Apa yang telah Rakyat Aceh perbuat dapat terwakili.