Narkoba atau apapun jenis kandungan barang yang memabukkan, efek 'fly' bagi pemakainya tidak selalu sama. Dan kebanyakan mengikuti karakter si pemakai serta keadaan ketika menggunakan; yang dikaitkan pula dengan kejiwaan orang tersebut. Sama halnya saat melihat orang mabuk karena minuman keras. Hanya saja, narkoba itu didominasi oleh kata Paranoid. Sedangkan minuman keras malah sebaliknya. Berarti dapat diartikan di sini, yaitu gaya 'fly'nya yang beda.
Mungkin Anda sering mendengar sesama pemabuk saling pukul dan seterusnya. Tetapi, sesama pemakai narkoba ketika sedang 'makai' mana ada yang demikian. Namun begitu, sakit hati pengguna narkoba yang 'wakas' karena tidak diberi 'barang' bisa menghancurkan sesama pemakai terlebih orang yang pegang 'barang' alias pengedar sekaligus pemakai.
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi rokok mariyuana (dikutip dari wikipedia).
Bukan rahasia umum lagi, bahkan sudah menjadi konsumsi publik di mana musik disco identik dengan pil ekstasi dan sabu-sabu. Musik rock, punk dihubungkan dengan miras, heroin dan putauw. Lalu musik reggae lebih diciri-khaskan ke Bob Marley, merah-kuning-hijau dan rambut gimbal yang merupakan simbol tersendiri bagi pemakai mariyuana atau ganja.
Musik dan anak band apalagi bila akan tampil mengikuti lomba, narkoba menjadi pilihan tuk mendongkrak percaya diri melawan demam panggung yang dirasakan pada saat detik-detik pemanggilan nomor urut lomba. Mesti sebenarnya, demam panggung ini lambat laun akan hilang dengan sendirinya tatkala musik sudah dimainkan.
Di antaranya sebelum pentas, sang vokalis band terlebih dahulu hisap 'gElE'. Tujuannya agar menghilangkan dahak atau memperhalus suara ketika sedang bernyanyi. Selain itu, suara akan terdengar lebih tinggi serta begitu enak ditarik. Hanya saja bagi yang tak mampu mengkontrol efek ganja, maka suara musik pengiring dan vokal bakal terdengar pincang.
Namun seiring berjalannya waktu, penyelenggara-penyelenggara lomba band musik sudah memperketat ketentuan dan syarat-syarat buat peserta lomba, terutama penggunaan narkoba. Akibatnya bagi peserta yang ketahuan memakai narkoba langsung didiskualifikasi. Adapun efek memperhalus keluarnya suara pada gannja, ada pula pada pil murah meriah 'Dextro'.