Dari apa yang pernah dijalani saat masih aktif di spbu. Susut atau loses seringkali membuat kita merasa serba salah. Segala cara ditempuh agar susut pada stock di tangki pendam tidak melebihi batas toleransi. Mulai dari penyetopan sementara penjualan saat sondingan pagi hingga mengawal sendiri truk tangki ke Spbu.
Mengapa demikian? Dikarenakan Saat menjalani suatu pekerjaan, sepenuhnya merupakan amanah serta tanggungjawab yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Tapi apa yang didapat, hanya lontaran ucapan yang penuh kecurigaan. Seolah kita seorang pencuri. Tekanan demi tekanan dari segi struktur organisasi Spbu pun memaksa kita untuk terus berpikir. Sedang mereka tidak pernah merasakan bagaimana kerasnya di lapangan (sumber gambar : liputan6)
Persoalan ini bermula saat Pertamina mulai menerapkan sistem pengendalian loses di depo yang intinya sebenarnya adalah pengendalian BBM Bersubsidi, akhirnya imbasnyapun ke Spbu dengan sistem Pertamina Way/Pasti Pasnya. Di mana semua segi penerapan transformasi/perubahan tata cara pelayanan dioptimalkan, Karena memang tidak dipungkiri, masih ada saja oknum tertentu yang merugikan konsumen.
Jika kita flashback kembali, sebelum memasuki tahun 2009 yang lalu. Spbu tidak terlalu mengkhawatirkan loses. BBM yang diterima setiap penghitungan akhir stock selalunya berada pada titik surplus. Cairan BBM berada di lingkaran atas menhole atau ijek baut tera, sejengkal bahkan tidak kelihatan saat tutup pada menhole truk tangki dibuka.
Dan posisi ijek baut tera truk tangki berada di dalam menhole, Cuma yang dikhawatirkan saat itu hanya pencampuran cairan BBM dengan kerosene (M.Tanah). Tapi coba perhatikan ijek baut pada mobil tangki sekarang, ijek baut tera mobil tangki berada di bawah menhole sedang cairan BBM harus mengikuti ijek baut tera.
Jika cairan BBM melebihi batas baut tera, maka akan dikeluarkan di getkeeper depot pertamina setempat. Perbandingan dalam 1 cm = 7-10 liter jika cairan BBM berada di menhole. Jika ijek baut di bawah menhole, maka satu sentimeternya berkisar antara 30 hingga 40 liter. Jadi anda harus hati-hati, karena jika ada yang jahil, ketinggian ini tak terasa saat BBM tiba di Spbu.
Banyak ujicoba yang pernah ditempuh dalam menganalisa loses. Antara lain ;
- Memeriksa kebocoran mesin dispenser dan melakukan tera harian.
- Memeriksa sumur pantau. Memastikan apa tidak ada kebocoran. Anda juga dapat melihat di gelas pada dispenser, jika sering ditemui gelembung-gelembung kecil, maka ada kebocoran pipa atau tangki pendam.
- Memeriksa pengaman pada putaran nomor teller di dalam dispenser.
- Memperhatikan gerak-gerik operator bahkan keseluruhan aktifitas di spbu. (pernah ditemukan penyebab loses, disebabkan ulah nakal oknum operator; yang penulis maksudkan saat ditugaskan ke spbu lain).
- Mengambil satu botol air mineral diisi Premium lalu tutupnya dibuka, kemudian di simpan di dalam dombak selama 12 jam. Hasilnya cairan pada botol mineral menguap setengahnya. Sering juga mengawal sendiri truk tangki dari depot ke Spbu, memilih sendiri truk yang memuat BBM ke Spbu, mengintai dari jarak yang tidak diketahui oleh truk tangki demi melihat sejauh mana keamanan penyuplaian.
Pernah juga ditugaskan mengawal sendiri dua truk tangki yang memuat M. Solar dari depot menuju ke tujuan yang berjarak tempuh 100 kilometer (4-5 jam lamanya perjalanan). Guna pembuktian menyusutnya BBM saat diperjalanan. Penulis saat itu diberi sedikit petunjuk hitung-hitungan jarum penunjukan nomor teller pengisian di depot (kuranglebihnya seperti saat operator memprogram harga pembeliaan dari konsumen).
Selanjutnya, setelah diperlihatkan nomor penunjukan kiloliternya, Penulispun bergerak ke getkeeper untuk mengukur sendiri. Contoh dari ketinggian T2 = 132 cm, diberi toleransi/diturunkan ke 130 cm. (Maksudnya untuk toleransi selama perjalanan).
Mengambil dasar pengawalan 130 cm. Padahal sebenarnya ketinggian minyak saat diukur yakni 132 cm. Begitupun dengan Truk tangki yang kedua (Kedua-duanya berisikan M.Solar). Perlu diketahui bersama bahwa, truk tangki beserta awaknya masih satu bendera dengan Spbu yang akan diantarkan BBMnya.
Setelah semuanya telah tersegel. Sekitar pukul 5 sore, kami pun mulai bergerak. Diperjalanan kami sempatkan sejenak untuk istirahat, berhubung hujan ketika itu sangat deras. Setelah tiba ditujuan, Penulis langsung mempersilahkan staf yang bertanggungjawab (penanggungjawab harian) di Spbu agar truk tangki segera diukur ketinggiannya. Dan Hasilnya sungguh mencengangkan. Ketinggian T2 pada Lembar DO yang sengaja dituliskan seperti disebutkan di atas, turun hingga 2-3 cm. Padahal ketinggian ini sudah diberi toleransi untuk susut perjalanan.
Cukup sekian dari Penulis, semoga apa yang dipaparkan di atas dapat bermanfaat dan sebagai bahan perbandingan Buat Anda rekan-rekan yang masih aktif di Spbu. Jika ada pertanyaan seputar susut BBM di Spbu (loses) ini. Silahkan masukkan di kolom komentar. Insha Allah Penulis akan berupaya menjawab pertanyaan Anda sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami saat masih aktif di Spbu. Wassalam