29 Mar 2014

Langkah-Langkah Mencari Susut BBM (loses) di Spbu

Langkah-Langkah Mencari Susut BBM (loses) di SpbuLangkah-Langkah Mencari Susut BBM (loses) di Spbu - Transformasi sistem peningkatan pelayanan yang digalakkan Pertamina beberapa tahun lalu, melalui Pertamina Way maupun Spbu Pasti Pas. Bukannya memberi kenyamanan buat spbu, malah menambah masalah baru. Kendati di sisi lain, Pertamina telah memberikan fee bagi Spbu yang ikut dalam program ini. Namun semenjak dijalankan, berselang beberapa bulan saja kebanyakan spbu mulai mengeluhkan besaran susut yang dialami. Susut perbulan bisa mencapai 2 ton, bahkan lebih. Olehnya itu, melalui artikel ini, saya akan berupaya mengingat kembali langkah-langkah yang pernah saya tempuh saat mencari susut bbm di Spbu. Sekaligus, sebagai balasan dari pertanyaan yang masuk via email ataupun komentar langsung pada artikel terkait. Terkhusus buat Sahabat Aditya Rahman, semoga pada langkah-langkah di bawah ada yang belum Anda lakukan. Walaupun saya tahu, bahwa pengalaman Anda jauh lebih banyak daripada saya. (gambar:Liputan6)

Buat Anda Sahabat-Sahabat Blogger, saya ucapkan banyak terimahkasih. Dengan berkunjungnya Sahabat membuat artikel yang saya tuliskan, utamanya mengenai Spbu dapat terindeks dengan baik oleh Google. Dan dapat dimanfaatkan oleh teman-teman yang masih aktif di Spbu. Adapun langkah yang saya tuliskan berikut, saya ambil langsung dari pengalaman di 2 spbu yang mengalami susut 3-4 ton perbulannya dan hasilnya, kami menemukan titik masalahnya kebanyakan berada di dalam spbu sendiri.

Pertama: Saat pergantian shift, Anda catat juga nomor totalisator yang akan disetorkan oleh operator. Cocokkan apakah selama ini perputaran shift sudah sesuai dengan pencatatan, karena celah ini dapat dimanfaatkan oleh operator untuk menyembunyikan pinjaman. Mengakibatkan penghitungan susut tidak akurat.

Kedua: Periksa nomor teller, apakah putarannya sudah sesuai dengan yang dikeluarkan nozzle. Perhatikan saat tera harian, lihat putaran totalisatornya. Untuk wadah nomor totalisator, periksa apakah tidak ada celah jarum yang dapat ditusukkan ke selah-selah putaran teller yang mengakibatkan tersendatnya putaran. Jika mesin Anda masih menggunakan kabel penghubung, sebaiknya periksa, pastikan tidak ada lilitan saat proses penjualan.

Ketiga: Kalibrasi keluaran harga pada penunjukan di display pompa. Misal, kebanyakan konsumen membeli Rp. 20.000 : 6.500 = 3,076xxx liter pada penghitungan kolkulator. Coba perhatikan apakah sudah sesuai jika konsumen membeli dengan harga sekian,

Keempat: Kembalikan sample bbm yang telah lewat batas pemeriksaannya.

Kelima: Sebelum pembongkaran, baiknya Anda periksa dulu pipa penghubung ke kompertemen tangki, on-off klep angin dapat juga dipasang di jok awak tangki, pun saat pembongkaran sedang berlangsung, awasi prosesnya (mungkin anda sudah paham maksudnya)

Catatan: Mesin pengisian di depot, juga diberi toleransi oleh Badan Meterologi seperti halnya pada mesin pompa di Spbu. Seperti halnya Spbu, Depot juga khawatir akan susut. Mohon maaf jika hanya beberapa point saja, berhubung saya tidak bisa menjelaskan panjang lebar, karena tidak melihat langsung situasinya di lapangan. Sekian, wassalam