Cara Efektif Mengimbangi Hawa Dingin di Gunung - Siapa yang tidak tergugah hatinya pabila dengar kabar cerita-cerita kecelakaan di gunung. Tidak dipungkiri kesemuanya memanglah sudah digariskan. Namun, apa salahnya kita sebagai mahluk hidup yang dilengkapi naluri bertahan (survive) memanfaatkan insting kita dalam menghadapi situasi genting sekalipun. Walaupun kita tahu, bahwa itu tidak mungkin dilakukan dan di luar dari kemampuan. Mungkin kita pernah mendengar "Lebih Baik Gagal daripada Tidak Melakukan Apa-Apa Sama Sekali". Jika di baca sepintas, tak begitu bermakna sama sekali. Tapi, bagi orang yang pernah mengalami peristiwa-peristiwa tertentu dalam hidupnya tentu mempunyai arti mendalam. Meskipun hanya berupa moment yang dianggap sepele oleh oranglain. [Foto/Google Search]
Beda wilayah beda pula tingkat suhu yang dirasakan. Begitu pula jika kita berada di ketinggian, khususnya jika berada di daerah pegunungan. Hawa dingin merupakan pecahan terkecil dari butiran halus cairan transparan yang biasa kita sebut air, mengambang di udara dan menyatu bersama angin (udara), kemudian meresap masuk ke dalam pori-pori tubuh membasahi lapisan bagian terdalam dari kulit dan terakhir direspon tubuh dengan bergetar. Ada banyak cara yang dapat ditempuh dalam mengimbangi hawa dingin saat di pendakian. Seperti membawa sarung tangan, kaus kaki, kupluk, sleeping bag dan seterusnya.
Kendalikan Hati dan Pikiran.
Hawa dingin biasanya menyerang seluruh persendian. Tapi, kali pertama yang dirasakan yakni pada bagian punggung. Ketika dingin mulai menghampiri, segera tata hati dan pikiran jangan sekali-kali menuturkan ataupun mengeluhkan suhu dingin, karena tanpa disadari kita telah mensugesti diri untuk merasakan.
Beraktifitas/Menyibukkan Diri
Dari pengamatan yang pernah disaksikan, kebanyakan pendaki cenderung berdiam diri saat mulai kedinginan, padahal cara efektif mengusir dingin yaitu dengan menyibukkan diri. Lakukan hal-hal yang menyenangkan hati. Pernah juga melihat sahabat alam yang memasang tenda di tempat terbuka, sampai flysheetnya terbang terbawa angin. Ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam menyibukkan diri ini.
Pakaian
Gunakan pakaian dari serat wol pada lapisan ke dua pakaian. Selain memantulkan kembali suhu panas tubuh juga pakaian yang terbuat dari benang wol menjaga agar sirkulasi oksigen ke tubuh lancar. Pun saat hawa dingin mulai dirasakan, jangan terlalu banyak bicara. Gunakan masker
Atur Tidur
Terlalu cepat tidur ataupun banyak tidur membuat tubuh susah untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Otot-otot yang dipergunakan saat mendaki sedikit demi sedikit mengalami pengenduran ketika kita beristirahat, menyebabkan pori-pori terbuka. Pada sisi ini, kita akan mudah terserang demam ataupun terkena flu dan yang paling ditakutkan lagi yakni, terkena gejala hypotermia. Sekitar jam 7 malam kita masih merasakan angin lembah sedang jam setengah 2 dini hari, angin berputar haluan menjadi angin puncak.
Mandi
Jika sore hari kita tiba di pos daki atau di shelter pendakian, baiknya manfaatkan selah waktu tuk mandi, agar mempercepat proses pembakaran karbohidrat dalam tubuh yang berguna menghasilkan panas saat malam hari. Langkah tersebut tidak mesti dilakukan, sesuaikan dengan stamina tubuh.
Insting Refleks Bertahan
Dekati teman yang bertubuh agak gemuk. Karena lemak yang banyak menghasilkan banyak pula panas tubuh. Hindari bernaung di bawah pohon saat malam hari, karena pohon menyerap oksigen dari tubuh. Minum air hangat yang telah dicampur dengan jahe. Makan coklat juga bisa menghasilkan panas jika dikonsumsi. Hindari memakai pakaian yang sudah terkena air (basah). Manfaatkan kaleng susu kosong untuk membuat perapian. Jika menyertakan pendaki wanita dalam pendakian akan lebih baik tidur berdampingan kalau benar-benar dingin tak mampu dikuasi lagi. Karena wanita lebih cepat menghasilkan panas tubuh.
Awas Hypotermia
Tanda-tanda teman akan mengalami gejala hypotermia yaitu, saat tidur, ucapan yang keluar dari mulutnya tidak teratur (mengigau). Sering mengeluhkan dingin. Karena pikiran telah dikuasai situasi (down). Jika ada teman yang Anda lihat mengalami, segera masukkan ke kantung tidur, lapisi badannya dengan alumunium foil dan Anda juga ikut masuk ke kantung tidur. Jaga agar tetap tersadar
Buat Sahabat-Sahabat Alam yang masih aktif dijelajah rimba. Jauhkan ego di diri Anda, jauhkan sikap takabbur terhadap alam. Ingat..!, kita hanyalah anai-anai yang coba tapaki punggungnya. Junior ataupun Senior, jika telah menginjakkan kaki di kaki gunung semua sama di hadapan alam dan yang terakhir pelajari medan sebelum mendaki. Sekian, wassalm. Salam Rimba..!