Lagi-Lagi Susut BBM di Spbu - Losses atau susut BBM menjadi salah satu permasalahan pelit yang kini dialami Spbu. Berbagai macam cara mungkin telah ditempuh dalam mengatasi losses. Namun, upaya untuk mengendalikan hasilnya tetap sama yakni Susut. Dampaknyapun berimbas pada kecurigaan pemilik Spbu terhadap Foreman BBM ataupun bagian pembongkaran Spbu. Seperti yang dialami rekan Surati sembiring dan Bojezz. Wajarlah kecurigaan seperti ini dilimpahkan, karena tanggungjawab penerimaan BBM ada di pundak mereka. Agar kecurigaan seperti ini tidak menjadi beban pikiran, sebaiknya Anda memulainya dengan mengumpulkan data setiap Truk Tangki yang sering membongkar di Spbu Anda. Tapi, terlebih dahulu Anda wajib memeriksa setiap aktifitas di dalam Spbu. Karena faktor terjadi susut BBM bukan hanya pada Truk Tangki saja. Tapi, proses loading di depot perlu juga dicurigai serta pengaruh penerapan sistem pengendalian BBM bersubsidi dari Pertamina.(gambar: alat-alat spbu.blogspot)
Saat pengumpulan data analisa susut, perputaran totalisator penjualan mesin pompa harus sesuai dengan yang dikeluarkan. Pernah ditemukan di Spbu kami oknum-oknum operator memanipulasi angka totalisator penjualan karena ingin menyembunyikan pinjaman-pinjaman. Begitu pula saat pembongkaran bbm, kami menangkap basah oknum awak sopir tangki mengambil bbm saat pembongkaran berlangsung. Dan yang paling memalukan, awak sopir tangki dan bagian pembongkaran bbm di Spbu bekerjasama mengambil dan menjual bbm saat pembongkaran. Pengalaman ini pernah diceritakan langsung oleh oknum awak sopir tangki saat membongkar di tempat lain
Memodifikasi kompertemen tangki, memasang pelampung di dalam kompertemen tangki, menggeser ijek baut tera, pemasangan segel di getkeeper depot. Ini adalah merupakan cara-cara lama yang pernah diceritakan oleh eks oknum awak sopir tangki. Kalaupun sekarang jika masih ada yang mempraktekkannya, itu dikarenakan dari sifat dasar manusia yang selalunya tidak cukup dengan hasil yang didapatkan
Untuk menjawab pertanyaan dari Rekan Surati sembiring dan Bojezz. Berikut ini ada beberapa langkah yang bisa Anda coba praktekkan di Spbu:
1. Ukur ketinggian T1 (lihat di buku tera mobil) menhole truk tangki sampai pada segel jarum di dalam kompertemen. Ini dapat digeser dengan memanipulisa segel yang terikat pada jarum kompertemen.
2. Saat melepas segel, periksa dengan seksama nomor segel yang tertera, apa sudah sesuai dengan lembaran DO.
3. Kesalahan sedikit saja dari proses pembongkaran yang dilakukan awak sopir tangki, segera pertanyakan di depot. Seperti, sopir tangki mencoba mengambil bbm walau sebanyak satu botol air mineral kecil
4. Kekurangan ketinggian cairan pada penerimaan bbm yang tidak wajar, pertanyakan juga ke depot.
5. Sebelum pembongkaran, baiknya periksa dulu isi pipa pada truk tangki, apakah tidak kosong
6. Perhatikan deepstick, apakah tidak tumpul pada bagian bawah, karena akan mempengaruhi pengukuran dan merupakan celah yang dapat dimanfaatkan
7. Pastikan Angka totalisator pompa, benar-benar sudah sesuai dengan penjualan yang disetorkan
8. Buat catatan tersendiri guna mengumpulkan data dari setiap pembongkaran. Lakukan pengamatan langsung saat proses loading di depot, lakukan pengukuran langsung pada truk tangki yang akan bongkar di Spbu, catat jam keluar, lakukan pengawalan, penghitungan jarak tempuh dari depot ke Spbu, lama perjalanan truk tangki ke Spbu dengan memadukan sistem jual habis. Dengan begini Anda dapat mengkolkulasi besaran susut tiap tangki bahkan, dapat memprediksi besaran susut perbulannya.
9. Kejanggalan sedikit apapun yang ditemui, segera diinformasikan ke Pimpinan.
Uraian di atas merupakan langkah-langkah yang pernah ditempuh saat mencari dan menganalisa susut di Spbu. Dan bagi Anda yang pernah mengalami masa transisi dari sistem lama ke sistem baru, tentunya memahami permasalahan yang timbul dari perubahan ketinggian cairan bbm yang berimbas pada besaran susut Spbu. Sekian, Wassalam.