30 Dec 2015

Cara Mencari Jejak Jalur Pendakian Yang Tertutup

Teman-teman mungkin pernah mengalami saat akan naik gunung; gunung tersebut sudah jarang lagi didaki, pepohonan sudah begitu rimbun sehingga menutupi jalur pendakian. Ataukah rute sudah samar-samar diingatan. Sementara pengetahuan mengenai navigasi tidak ada sama sekali. Ingin memanggil pemandu, tapi malu.

Ini yang dirasakan selama Napak Tilas 3 Puncak (1700 mdpl, 2100 mdpl dan 3478 mdpl). Apa boleh buat, bukannya memandang remeh gunung yang akan didaki, tetapi hanya mencari serunya saja. (tidak disarankan; sebaiknya ditemani oleh orang yang sudah berpengalaman atau paham navigasi dan seterusnya).
Di antara ketiga puncak ini, cuma puncak dengan ketinggian 1700 meter dari permukaan air laut saja yang sempat membuat ragu. Kendati tidak setinggi gunung lainnya.
Cara Mencari Jejak Jalur Pendakian Yang Tertutup

Untuk mencari jejak jalur pendakian yang sudah tertutup, persiapan yang dibutuhkan adalah golok atau parang tebas, tali berwarna terang (string) untuk memasang tanda. Adapun saat pemasangan string/tanda-tanda rute, harus mudah terlihat ketika mendaki begitu pula saat turun dari gunung.

Bawa satu orang yang tidak banyak omong untuk menemani sekaligus sebagai patokan pergerakan selama membuka rute. Bila diibaratkan, orang tersebut pemburunya kita sebagai anjingnya.. he.. he.. he.. Pastikan saat pergerakan orang kedua, ia dapat melihat tanda yang terpasang.

Kenali kontur yang dilewati, upayakan tidak memilih jalur lembah atau daerah yang sudah banyak ditumbuhi tumbuhan pakis, karena dikhawatirkan berpapasan dengan ular apalagi bila musim kering.

Selanjutnya pemilihan jalur yang diterobos. Perhatikan jarak-jarak tumbuhan atau pepohonan. Maksudnya, bila diperhatikan dari jarak jauh, jejeran-jejeran tumbuhan ada yang lebat dan ada yang jarang-jarang. Pilih yang belum lebat karena tumbuhan tersebut masih muda.

Beri tanda jalur yang rawan, halangi dengan ranting-ranting atau menggunakan dahan pohon rebah untuk menutupi. Dan saat menerobos semak belukar, sebaiknya gunakan kayu/dahan panjang sebelum melangkah. Perlu diingatkan pula waktu tempuh saat mencari jejak.

Bekas-bekas jalur biasanya akan ditemui bungkus mie instan, permen atau sendal putus. Sekali lagi diingatkan, bahwa waktu tempuh saat mencari jejak batas maksimal pencarian sampai jam tiga sore, mengingat lamanya waktu perjalanan pulang.

Untuk membangun sugesti ~ dorongan dalam pencarian jejak jalur pendakian, agar tidak patah semangat 'down'. Biasanya keadaan seperti ini akan dialami ketika bingung menentukan arah. Sekadar masukan saja yakni, pejamkan mata sejenak lalu berdoa ihdinashiraatal mustakiim yang artinya tunjukilah kami jalan yang benar (al-Fatehah ayat)

Inilah sedikit informasi mengenai bagaimana mencari jejak jalur pendakian apabila sudah tertutup. Kalaupun ada sesuatu hal yang tidak sesuai, mohon dimaafkan.