7 May 2016

5 Kiat Terbaru Mengatasi Anak Pemalu

Pada dasarnya sifat pemalu pada anak tidak perlu menjadi masalah. Namun di sisi lain, sifat pemalu yang melekat pada anak yang mengakibatkan potensi anak menjadi terkubur dan tidak berkembang secara optimal seharusnya segera mendapat perhatian.

Jika orangtua dari awal mengetahui sudah mengetahui anaknya pemalu dan ingin mendorongnya agar mampu mengatasi rasa malu itu, sebaiknya dari awal usaha orangtua sudah dilakukan. Tetapi mendorong anak pemalu untuk berani menghadapi dunia luar tidak bisa dilakukan dengan tiba-tiba, karena dibutuhkan usaha yang bertahap.

5 Kiat Terbaru Mengatasi Anak Pemalu


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu mengatasi rasa malu pada anak-anak;
  1. Tidak Membicarakan Sifat Pemalu Anak di Depan Anak
  2. Sebaiknya orangtua tidak mengolok-olok atau membicarakan sifat pemalu anak di depannya, karena anak akan merasa tidak diterima sebagai mana adanya.

  3. Ketahui Kesukaan dan Potensi Anak
  4. Doronglah anak untuk berani melakukan hal tertentu. Misalnya anak suka main mobil-mobilan. Ketika di toko ia ingin mobil-mobilan yang berwarna merah sementara yang tersedia berwarna biru. Maka anak bisa didorong untuk mengatakan pada si penjaga toko, bahwa ia mau mobil-mobilan yang berwarna merah

  5. Rutin Mengajak Anak Untuk Bersosialisai
  6. Misalnya rutin mengajak ke rumah teman, tetangga, kerabat dan bermain di sana. Kunjungan sebaiknya dilakukan pada teman-teman yang berbeda. Ataukah mengundang anak-anak tetangga untuk bermain bersama di rumah

  7. Lakukan Role-Playing
  8. Maksudnya, orangtua dan anak berperan seolah-olah sedang berada di sekolah, berpura-pura berada di atas panggung atau seolah-olah berada di gunung, dan yang terakhir

  9. Jadilah Contoh Yang Baik Buat Anak
  10. Orangtua tidak hanya mendorong anak untuk percaya diri, tetapi juga menjadi model dari perilaku yang percaya diri. Karena anak biasanya belajar dan mengamati dari perilaku orangtuanya sendiri.
Apapun usaha yang dilakukan, sebaiknya orangtua tetap mendampingi dan tidak langsung melepas anak seorang diri. Anak bisa dibiarkan melakukan aktifitas sendiri, jika dirasa percaya dirinya sudah berkembang. Diolah dari berbagai sumber