6 Nov 2014

Penyebab Lain BBM Naik

Penyebab Lain BBM Naik

Mungkingkah Ini Penyebab Lain BBM Naik? - Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-Tiga, Prof. DR. Ing. Dr. Sc.h.c. Bacharuddin Jusuf Habibie. Pada masa pemerintahan beliau Timor-Timur provinsi ke-27 yang kita kenal sekarang dengan nama Timor Leste, mengikrarkan diri sebagai negara yang berkedaulatan, Republica Democratica de Timor Leste. Keputusan Pak Habibie melepas Timor-Timur bukannya tanpa alasan, dikarenakan kesemuanya ini berkaitan langsung dengan sejarah negara Pemenang pada perang dunia kedua, Amerika dan sekutunya. Dan Timor Leste hanyalah "Barang Titipan" bagi Indonesia. (Foto/Google search).

Bila dibandingkan Indonesia dengan negara-negara yang berada di bawah naungan kekuasaan Kerajaan Inggris Raya, laju pertumbuhan ekonomi negara tersebut begitu signifikan. Contohnya saja saudara serumpun kita, negeri jiran sana. Mereka dulunya berguru pada kita. Sekarang malah sebaliknya, wanita-wanita kita "berguru" bagaimana tata cara mengurus rumah tangga yang baik dan benar. Ironis memang, namun itulah kenyataannya.

Begitu besar dampak yang ditorehkan penguasa-penguasa pemenang perang terhadap negara-negara berkembang. Untuk saat ini Indonesia tak mungkin diserang melalui perang terbuka. Bea Siswa Bagi sebagian Intelektual-Intelektual kita ke luar negeri mungkin merupakan salah satu langkah "bermain cantik" menggerogoti pola pikir serta pemahaman cendikiawan kita, agar kelak jika pulang ke tanah air, apa-apa yang telah dipelajari dapat diimplementasikan. Paham Liberalisme ataukah paham Sekulerisme, di mana paham yang memisahkan antara aturan agama dan kehidupan sosial masyarakat. Homoseksual dibolehkan, nikah antar sejenis juga pernah diangkat ke permukaan. Bahkan sosialisasi penggunaan kondom (maaf) ke masyarakat luas pernah juga menjadi kontroversi.


Di Indonesia ada sekitar 60 kontraktor migas milik asing yakni: Exxon Mobile (Blok Cepu dan Natuna), Total Fina Elf, BP Amoco Arco, Texaco (menguasai cadangan minyak 70 % dan gas 80 %). Lalu Conoco, Repsol, Shell (Inggris-Belanda), Unocal (AS), ENI (Italia) Santa Fe, Gulf, Premier, Lasmo, Inpex dan Japex (menguasai cadangan minyak 18 % dan gas 15 %; dan perusahaan independen (menguasai cadangan minyak 12 % dan gas 5 %). Hampir 90 % minyak dan gas bumi Indonesia telah dikuasai oleh pihak asing. Tatkala harga minyak mentah (emas hitam) dan gas dunia naik, semua dijual keluar negeri oleh perusahaan-perusahaan asing tersebut. Padahal beberapa tahun lalu sudah ada beberapa perusahaan asing yang telah selesai, malah diperpanjang lagi masa kontraknya.
Jhon Perkins dalam bukunya "Confession of an Economic Hit Man" (2004) mengaku, bahwa selama 30 tahun ia menjadi "ekonom pembunuh bayaran" di NSA (National Security Agency), AS.
Tugas Perkins adalah menganalisa bagaimana caranya meminjamkan uang miliaran dolar kepada negara-negara tertentu sehingga mereka tak mampu membayarnya. Jika sudah terjepit, baru kemudian negara-negara tersebut diperas ekonominya. Pinjaman yang luar biasa besar dari negara-negara donor yang didikte AS melalui IMF, Bank Dunia, IGGI (CGI) dan lembaga keuangan internasional (barat) yang lain. Alhasil, pinjaman tersebut membelenggu Indonesia sendiri Karena tak mampu membayarnya. Dari sanalah masuk konsep perdagangan bebas dan liberalisasi ekonomi.

Dalam kondisi "tak mampu bayar utang", negara-negara besar itu menekan agar Indonesia menjual aset-asetnya yang "kinclong". Maka melayanglah aset-aset negara yang strategis seperti Indosat dan perbankan nasional. Dan ketika di negeri ini euporia dengan reformasi, berbagai UU energi primer telah diubah oleh pihak asing. UU No. 22/2001 tentang minyak dan gas bumi, pembuatannya dibiayai oleh USAID dan World Bank sebesar 40 juta dolar AS.

Tidak hanya terjadi pada UU Migas. Namun juga pada UU lainnya seperti UU Bank Indonesia, UU Mineral dan Batubara, UU Perkebunan, UU Penanaman Modal sampai UU Penyiaran.

(diolah dari berbagai sumber).

Related Posts: