24 Nov 2014

Napak Tilas, Sejarah Perjuangan Kaum Muslimin Filipina


Napak Tilas, Sejarah Perjuangan Kaum Muslimin Filipina - Kaum Muslimin di Filipina dari dulu hingga kini hidup terjajah. Penindasan, pembunuhan dan pengusiran besar-besaran menimpa Muslim Filipina. Mereka dianiaya, didzalimi, dirampas dan ditindas. Mereka melawan untuk bertahan. Akhirnya, Filipina dan kelompok gerilyawan Muslim terbesar di negara tersebut menandatangani perjanjian damai. Selama rentang waktu tersebut, perundingan dan pertempuran berdarah terus berlangsung hingga menewaskan setidaknya 120 ribu orang di pulau selatan Mindanao. Perjanjian ini akan membuat pemerintah otonom bangsa Moro bisa membuat anggaran sendiri. Mereka juga akan memiliki kekuatan polisi sendiri. Dan sebuah badan transisi akan ditempatkan di sana dengan pemilihan lokal yang dijadwalkan pada tahun 2016.
Memulai kisah tentang penindasan Bangsamoro, bisa kita mulai dari satu nama yang dianggap satu dari seratus manusia yang paling berpengaruh, oleh Michael Hart. Namanya Ferdinand Magellan (1480 - 1521), seorang yang mendapat sematan sebagai penjelajah besar yang mengelilingi dunia.

Napak Tilas, Sejarah Perjuangan Kaum Muslimin Filipina

Jauh sebelum Ferdinand Magellan dan penjajah Spanyol ke kepulauan Filipina, hampir sebagian besar penduduk kepulauan Filipina telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Jejak keIslaman mereka, bahkan hingga kini masih ada dan tak mampu dihapuskan oleh penjajah. Nama ibulota Filipina, Manila sendiri diambil dari bahasa Arab yaitu Amanullah yang berarti negeri Allah yang aman. Bahkan di wilayah ini pernah berdiri kerajaan Islam yang bernama Kerajaan Tondo.

Seperti halnya Indonesia, Filipina adalah sebuah negara yang terdiri dari kepulauan dengan jumlah yang sangat besar. Tak kurang 7.107 pulau berada dalam teritorial Filipina. Islam telah berkembang di wilayah ini sejak abad ke-14. Artinya, jauh sebelum kedatangan Magellan Islam telah menginjakkan kakinya dan memberikan sentuhan dakwah pada penduduk setempat. Sampai pada satu titik, seorang raja yang sangat ternama di Manguindanao bersyahadat dan memeluk Islam.
Ada juga legenda menyebutkan, Islam kali pertama dibawa oleh seorang sufi bernama Karim al-Makdum yang berlayar dengan menggunakan mangkuk besi, bisa berjalan di atas air dan terkadang bisa terbang.
Sejarah mencatat, ulama-ulama Indonesia berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Filipina. Bahkan disebutkan, seorang pangeran dari Menangkabaw alias Minangkabau bernama Baguinda adalah salah satu pendakwah Islam di wilayah ini, terutama di Zulu, Zamboanga dan Basilan. Karena itu, tidak mengherankan jika sampai hari ini kita bisa mendapatkan banyak kemiripan antara Indonesia dan Filipina, terutama di wilayah selatan. Wajah dan postur tubuh, tak jauh berbeda. Bahasa dan kata banyak yang sama.

Contohnya untuk hidung, mereka menyebutnya idung. Telinga bergeser sedikit menjadi inga. Kita bahkan menggunakan kata yang sama untuk pintu, kanan, murah, mahal, gunting, balai, aku, kita dan masih banyak kata sama yang lainnya.
1 2 3

Related Posts: