Henna atau inai atau pacar air, sejak dahulu populer di kalangan Muslimah di seluruh dunia. Kepopuleran henna belakangan semakin meluas, tidak lagi hanya di kalangan wanita Muslim, penduduk Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika. Henna sekarang banyak dipakai untuk mewarnai kuku dan rambut serta membuat hiasan tato di bibir, alis serta bagian tubuh lainnya.
Kebiasaan membuat tato itu meniru tradisi riasan pengantindi Asia Selatan dan Arab yang dikenal dengan Mendhi. Yang alaminya berwarna oranye atau agak kemerahan. Di pasaran tersedia dengan beragan warna, termasuk yang paling populer adalah hitam. (Gambar/Foto: Google Search)
Sayangnya tidak banyak yang tahu, bahwa henna berwarna-warni itu sesungguhnya mengandung bahan kimia yang berbahaya.
Bulan Agustus lalu, seorang remaja putri berusia 16 tahun dari Hertfordshire, Inggris, memperingatkan anak-anak muda lainnya agar tidak menggunakan tato dari henna hitam, setelah ia mengalami luka bakar. Ia tidak mengetahui bahwa tinta yang digunakan untuk membuat tatonya mengandung paraphenylenediamine (PPD). Bahan kimia yang dibatasi sangat ketat penggunaannya di Uni Eropa.
Sebelumnya, wanita Inggris bernama Julie McCabe meninggal dunia pada tahun 2012 silam. Dalam penyelidikan seputar kematiannya, diketahui bahwa wanita berusia 38 tahun itu pada tahun 2007 pernah membuat tato dengan henna hitam dan rutin menggunakan pewarna rambut. Dan dia sedikitnya 20 kali mengunjungi dokter untuk melaporkan ruam-ruam, gatal-gatal dan masalah lain yang terjadi pada tubuhnya.
Menyusul kematian McCabe, seorang koroner (ppemeriksa penyebab kematian si mayat), Geoff Fell memperingatkan akan bahaya henna hitam dan pewarna rambut.