Bumbu dapur yang satu ini tentu sudah tidak asing. Namun, masih banyak yang belum paham bahwa cuka banyak jenisnya. Cuka buah yang biasa ditemui pada jaman Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam berasal dari buah kurma, anggur, delima dan sebagainya.
Masyarakat di Indonesia tidak terlalu mengenal kebiasaan pembuatan cuka, kecuali masyarakat pulau Rote. Mereka membuat Sopi, khamr dari sadapan pohon lontar dan dari sadapan yang sama pula, mereka membuat cuka nira untuk bumbu dan memakainya untuk menghilangkan bau amis dari ikan. (Gambar/Foto: Google Search)
Cuka buah berisi nutrien seperti karbohidrat, asam amino dan peptida, vitamin dan mineral dan substansi non-nutrien seperti, karotenoid, senyawa fenolik dan beberapa pigmen lainnya. Jadi, komposisi cuka buah busa beragam. Sebab, beda bahan baku beda pula kandungan yang dibawanya. Karena di sinilah keunikan dari cuka buah.
Sakanjabin; berasal daripada bahasa Parsi, terdiri dari dua kata yaitu 'Sirka' yang berarti Cuka dan 'Ankabin' yang berarti Madu. Sejak lama tlah dimanfaatkan untuk membangkitkan selera makan, peredam haus dan pencegah muntah di perjalanan. Cuka buah juga bermanfaat untuk melunakkan daging yang keras dan sebagai bumbu masakan yang sifatnya mendinginkan. Apabila dimasak untuk daging kambing akan meminimalkan efek negatif makanan tersebut bagi orang yang memiliki tekanan darah tinggi.
Menurut Ibnu Sina, bahwa manfaat cuka buah yaitu untuk menangani kulit terbakar dan radang kulit juga menolong sakit kepala yang disebabkan oleh 'panas'. Sedangkan Imam Ibnu Qayyim menyatakan, bahwa cuka wine (terjadi secara alami dari anggur merah) bermanfaat untuk radang lambung dan empedu kuning serta mencegah keracunan jamur.
Hasil penelitian rumah sakit di propinsi Sharqia, Mesir; menunjukkan penggunaan cuka untuk kompres lebih efektif menurunkan suhu tubuh pada pasien demam, dibanding menggunakan air atau cuka yang dilarutkkan dengan air. Sementara hasil penelitian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang; mununjukkan, bahwa cuka buah salak varian Suwaru yang diberikan pada tikus berpengaruh terhadap kadar lipid tikus diabetes yang berimbas pada penurunan LDL.
Selain itu, Thi-Qar Medical Journal menyatakan, cuka Apel diketahui bermanfaat untuk anti jamur pada kasus infeksi jamur telinga (otomicosis). sedangkan laman cmjournal yang menyatakan, bahwa pemberian cuka buah nanas pada dosis 0.08 dan 2 ml per kilogram berat badan memberikan efek antioksidan untuk memperbaiki kerusakan hati pada mencit yang diinduksi parasetamol.
Ternyata, manfaat cuka itu banyak, tinggal bagaimana memanfaatkannya untuk kesehatan. Buah kelapa, salak, pisang dan nanas dapat dijadikan cuka, namun belum tergarap maksimal.