Pengaruh kondisi cairan minyak di dalam kompertemen truk tangki yang menyesuaikan ketinggian daripada ijek baut tera, membuat spbu semakin terpuruk dalam mengontrol susut (losses). Bukannya menyudutkan ataupun menyalahkan awak truk tangki semata. Berhubung penyebab susut bisa datangnya dari takaran mesin pompa yang ples, oknum di dalam spbu itu sendiri, bahkan bisa juga ada permainan terselubung antara oknum depot pertamina dengan oknum awak truk tangki.
Dari pengakuan oknum awak truk tangki mengatakan, bahwa sebenarnya bukan minyak spbu yang diambil, tetapi minyak pertamina. Di mana saat loading, ketinggian minyak dilebihkan atau ditambahkan beberapa liter di atas baut tera. Tambahan ketinggian inilah yang nantinya diambil saat diperjalanan.
Oknum sopir tangki sebelum melakukan aksinya, ia terlebih dahulu mencari orang yang mau mengambil hasil 'kencing' dari tangki. Berpura-pura ganti angin bila sasarannya adalah bengkel-bengkel, membeli makanan atau sekadar membeli rokok bila sasarannya adalah warung-warung ataupun kios-kios di pinggir jalan dengan menjadi pelanggan tetap. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mencari perhatian serta menjalin keakraban.
Setelah dianggap sudah tidak ada lagi kecanggungan, si oknum sopir tangki mulai membuka penawaran. Minyak boleh diambil duluan dan bayarnya setelah minyak sudah laku semua. Jikalau di depan bengkel/kios sudah menjual minyak botol eceran, ia memberi di bawah daripada harga pembelian.
Peluang 'kencing' di jalan bukan hanya dari mengambil minyak dari dalam kompertemen tangki. Tetapi diambil dari sisa minyak pembongkaran dari spbu atau sisa dari perusahaan. Masalahnya, sisa-sisa minyak ini tidak wajar, mulai dari 30 liter sampai seribu liter tergantung deal dari masing-masing oknum yang bermain di spbu maupun perusahaan industri yang melibatkan banyak orang. Hasil penjualan dibagi sesuai dengan peran masing-masing.
Kapal tanker juga demikian pabila mengantarkan minyak, tanpa diketahui masyarakat luas, minyak hasil 'kencing' tanker itu dikumpul kemudian dijual kembali. Sangat disayangkan memang, perputaran keuntungan lebih banyak 'dimakan' oleh oknum-oknum yang bermain di dalamnya tanpa memperdulikan bahwa hasil bumi diperuntukkan untuk hajad orang banyak seperti yang tertuang dalam UUD 1945.
Pertamina selaku penyalur bbm tlah melakukan berbagai upaya pencegahan terjadinya pencurian minyak oleh oknum-oknum pengantar bbm. Namun, selalu saja masih ada celah bagi orang-orang yang bermental seperti ini. Olehnya itu, pengelolah spbu dituntut agar lebih jeli memperhatikan dan mempelajari tindak tanduk orang-orang di sekitarnya.