9 Feb 2016

Kehebatan-Kehebatan Pasukan al-Qassam

Banyak aspek menarik yang perlu dicermati dari agresi Zionis Israel ke Jalur Gaza. HAMAS yang dulu sering diidentikkan oleh media-media luar sebagai Teroris, kini label Pejuang makin melekat pada organisasi yang didirikan oleh Syaikh Ahmad Yassin itu.

Yang lebih menariknya lagi, pasukan-pasukan penjaga perbatasan di jalur gaza ternyata bukanlah dari kalangan militer seperti yang pernah diberitakan salah satu tv swasta. Mereka tergabung dari berbagai kalangan profesi; Pelajar, Dosen, Pengusaha. Dan makin menguatnya rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas.
Khususnya, Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer HAMAS. Mereka terbukti mampu memproduksi senjata-senjata canggih yang bahkan tidak diproduksi oleh semua negara, seperti pesawat intai tanpa awak atau lazim dikenal dengan nama drone.
Kehebatan-Kehebatan Pasukan al-Qassam

Selain itu, rudal jelajah jarak jauh yang mencapai ratusan kilometer, hingga bom canggih yang diklaim oleh Hamas diproduksi sendiri di jalur Gaza. Belum lagi strategi militer yang ditunjukkan oleh al-Qassam, seperti sergapan bawah tanah dan serangan roket ke target yang berdekatan dengan situs-situs penting Israel seperti pelabuhan udara sipil dan pangkalan militer. Semua ini sukses mendatangkan ketakutan sekaligus meruntuhkan psikis warga Israel yang memang pengecut sedari awal.

Pada saat yang sama Hamas makin sukses meraih simpati dunia terhadap kebiadaban yang dipertontonkan Zionis Israel. Di lapangan politik, Hamas tampil dengan mentalitas pihak yang memenangkan perang dengan menegaskan, bahwa kemampuan bertahan adalah indikasi kemenangan terhadap keganasan Israel.
Bukan hanya itu, Hamas bahkan menyatakan bahwa strategi mereka berikutnya tidak lagi bertahan, tetapi berupaya membebaskan tanah Palestina yang dijajah Israel sedikit demi sedikit.
Secara internal, citra Hamas pun menguat di hati rakyat Palestina. Hal ini tampak dari demonstrasi yang terjadi di Gaza saat genjatan senjata sementara berlangsung beberapa waktu lalu, dimana rakyat Gaza ramai-ramai menyatakan dukungan terhadap pilihan perlawanan, meski mereka didera penderitaan dan kehancuran yang tak terkira.

Di dunia internasional, citra Israel pun makin buruk dan terpuruk. Maka tak heran jika salah satu syarat gencatan senjata jangka panjang yang diajukan oleh Hamas adalah pembukaan kembali jalur darat yang menghubungkan antara jalur Gaza yang dikelola Hamas dan Tepi Barat yang dipimpin oleh Fatah. Sebuah syarat yang membuat Israel mencak-mencak tak karuan.

Bukti ketakutan-ketakutan Israel yang dilanda frustasi berat ini seperti ditunjukkan dalam sebuah jajak pendapat di Israel yang dilakukan koran terkemuka Israel, yakni Yediot Aharonot. Disebutkan, publik Israel menginginkan agar jalur gaza sebaiknya dicaplok kembali oleh Israel agar masalah tuntas. Semudah itukah, ataukah ini merupakan potret kebuntuan Israel dalam menghadapi perlawanan rakyat Palestina, khususnya Brigade sayap militer Hamas, Izzuddin al-Qassam.