"Bismillaahirahmaanirrahiim; Allahumma shalli alaa sayyidina muhammad wa 'ala aalihi 'alaa sayyidina wa maulana muhammad, al-Fatihah". Siapa tak tergugah hatinya; mendengar, apatah lagi menyaksikan sendiri sanak keluarga serta kerabat terdekat, orang-orang yang disayangi, orang-orang yang baru saja berada di sisi kita; tergeletak-bergelimpangan tak bernyawa di selah himpitan puing reruntuhan bangunan akibat hantaman gelombang. Ditemani pelukan-pelukan hangat mayat-mayat saudara-saudaranya yang lain, terbujur kaku beralaskan lumpur menutupi sekujur tubuh. Sungguh belain-Nya begitu lembut, hingga meneteskan embun keikhlasan di ujung daun - Mengenang 10 Tahun Tsunami Aceh
Hari ini genap Sepuluh tahun yang lalu di bumi Serambi Mekkah, tepatnya pada hari minggu pagi 26 Desember 2004. Aceh, diterjang tsunami dari gempa bumi berkekuatan 9,3 SR yang berpusat di 3,3 LU - 95,98 BT. Telah meninggalkan kenangan dan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Merujuk data dari BNPB, 173.741 jiwa meninggal dan 116.368 orang dinyatakan hilang, sedangkan di Sumatera Utara 240 orang tewas, bahkan menyebabkan hampir setengah juta jiwa jadi pengungsi.
Tentunya ada banyak kisah dan cerita mengharukan dari orang-orang yang pernah mengevakuasi para korban tersebut. Seperti yang pernah dituturkan salah seorang tim evakuasi di salah satu majalah terkemuka saat itu. Tim evakuasi ini mengangkat sesosok mayat Wanita Berbusana Muslimah dari balik tumpukan. Yang mencengangkan, mayat wanita ini bersih tidak membusuk dan harum. Setelah identitasnya diketahui, ternyata ia adalah seorang hafidzah al-Qur'an. Mengenang 10 Tahun Tsunami Aceh.
