25 Jan 2015

Yaa Nabi.. Salam Alaika.. Yaa Rasul.. Salam Alaika..

Muslim mana yang hatinya tidak mendidih dan meringis, sosok manusia yang paling dicintai melebihi orangtua, anak-anak, bahkan diri sendiri dilecehkan dan dihina. Pelecehan terhadap baginda Nabi yang berulang-ulang melalui media Charlie Hebdo seakan-akan sebuah permainan yang seenaknya dimainkan. Mengatasnamakan kebebasan ekspresi - Yaa Nabi.. Salam Alaika.. Yaa Rasul.. Salam Alaika.. [Foto/Google search].


Yaa Nabi.. Salam Alaika.. Yaa Rasul.. Salam Alaika..

Beda Charlie Hebdo; Paris, 12 karikatur yang dimuat Jylland-Posten; Denmark pada tahun 2006 silam menyulut gelombang kemarahan. Lebih dari 50 nyawa melayang dan ratusan jasad yang terkapar cedera dalam aksi unjuk rasa di berbagai pojok bumi. Perusahaan Denmark kala itu, tersengal-sengal karena rugi 134 juta euro, akibat boikot yang dilakukan di sejumlah negara Islam. [Foto/Google search].

Namun Denmark tampaknya enggan mengambil pelajaran, kesalahan serupa kembali terulang. Stasiun televisi Denmark menayangkan rekaman video amatir yang memperlihatkan para pemuda Partai Rakyat Denmark mengadakan lomba membuat kartun yang menghina Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Di mana sekelompok pemuda yang tengah asyik berpesta miras, bernyanyi dan menggambar kartun yang mengolok-olok Baginda Nabi yang diabadikan melalui video amatir oleh artis Martin Rosengaard Knudsen.

Untuk menggambarkan pelecehan dalam lomba tersebut dalam sebuah kartun, Nabi digambarkan sebagai unta yang sedang buang air kecil dan minum bir. Dan di kartun lain diperlihatkan, Nabi dikelilingi botol bir dan berada dalam gambar suatu ledakan; naudzubillah min dzalik.


Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.