12 Mar 2015

Bukti Nyata Doa Mohon Cahaya

Bukti Nyata Doa Mohon Cahaya - Bermula dari mengobati rasa penasaran teman-teman yang berada di luar kampung yang ingin mengenal hutan, karena seringnya mereka mendengar kisah-kisah seru dan lucu saat pendakian. [Foto/Google search]
Menurut Pak/Bu Ustadz; Ruh Manusia itu, apabila tlah meninggalkan jasadnya akan menempati ruang-ruang tertentu sesuai apa yang ia lakukan selama hidup di dunnya. Langit, bumi dan ada pula di antara langit dan bumi (ruang putih tanpa wujud di sekelilingnya). Jin dan sekutunya memanfaatkan ini untuk membuai bawah alam sadar manusia.
Lembah Pinus menjadi alternatif satu-satunya; selain tempatnya yang mudah dijangkau, pun tidak menguras tenaga. Tepatnya, di kawasan hutan lindung dan merupakan obyek wisata alam. Sekaligus sebagai sarana pelepas penat, anak-anak rimba yang kian hari mulai tersingkirkan oleh maraknya perusahaan-perusahaan industri. Di mana rimbun belantara rimba yang tadinya menyediakan pelbagai jenis obat-obatan, digantikan dengan pepohonan penghasil uang.

Bukti Nyata Doa Mohon CahayaSenangnya melihat canda teman-teman, tertawa lepas tanpa beban meskipun ada rasa khawatir juga melihat tingkah mereka. Si Tante Keriting memberi isyarat agar tetap waspada saja apabila telah masuk malam.

Lembah pinus memang berada di pinggir hutan (jalan antar kampung); namun jangan ditanya, sudah berapa nyawa melayang dari ganasnya sepanjang kontur lembah. Kecelakaan Bus, Motor, truk, pembunuhan, tempat pemakaman nenek moyang terdahulu, yakni liang-liang batu sampai tempat bunuh diri. Dan masih banyak lagi cerita-cerita mistis lainnya. Bukti satu-satunya tempat ini sudah hilang (Foto). menjelajah dari tangan satu ke tangan yang lain.

Orang baru.. kenalan baru menjadi ciri khas tempat ini. Suka usil, hingga salah satu teman perempuan tiba-tiba saja menangis. Tapi sebelumnya, memang sudah ada tanda-tanda, tenda seperti ada yang melemparinya dengan ranting, sepasang kelinci putih dan seorang nenek melintas memakai tongkat berpakaian serba hitam dengan rambut terurai menutupi wajah.
Kemudian diikuti oleh dua teman perempuan juga; saling berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan bahasa yang tidak dimengerti; mulai kesurupan. Sedang, Si Tante Keriting nampaknya kewalahan mengatasi. Keluar satu, yang lain lagi masuk (dikepung makhluk abstral). Saling kejar-kejaran di tengah malam buta. Bahkan, nyaris saja kehilangan nyawa (mencoba terjun ke jurang).
Hanya Dia-lah yang Maha Mengetahui; Tiga bulan lamanya berteman dengan sosok lain yang ada di raga ke tiga teman ini. Segala upaya dilakukan oleh pihak keluarga, namun hasilnya nihil. Minta kambing, Kerbau dan seterusnya (tidak dituruti). Akhirnya; Entah mengapa, tiba-tiba mereka ingin diantar ke tempatnya semula. Keberkahan akan masuk Ramadan, memanglah sungguh luar biasa.
Detik-detik pelepasan pun dimulai. Mereka (sosok lain yang ada di raga teman), meminta Si Tante Keriting dan Si Laba-Laba tuk mengantarnya "pulang". Astagfirullaah.. perjalanan yang hanya menempuh kurang lebih 2 jam, terasa begitu sangat lama. Dan sepertinya kami tidak sendirian. ada yang mencoba menembus pertahanan. Si Tante Keriting menyarankan tuk baca Ayat Kursi saja. Namun begitu berat, padahal semua dipadukan pula dengan bacaan surah-surah pendek. Sepanjang perjalanan.. Ocehannya.. tertawa.. menyapa yang tak terlihat..
Setelah tiba, beberapa teman yang sedari tadi memang sudah menunggu di lembah pinus mulai mendekat. Sedang teman yang masih kerasukan ini terus saja mengoceh, sambil menunjukkan lokasi teman-temannya yang sedang memperhatikan. Kemudian iapun mulai nampak tenang dan menceritakan kejadian-kejadian sepanjang jalur lembah serta asal-usul siapa mereka sebenarnya.

Titik pelepasan; Si Tante Keriting, Si Vadil dan Si Laba-Laba duduk bersila mengelilingi teman yang kerasukan ini. Kemudian ia menatap ke arah Si Vadil dan berpesan, lalu ke Si Tante Keriting yang mengatakan, bahwa teman-temannya yang berada di wilayah lembah pinus ini, dari yang bocah sampai yang tua, begitu senang melihat Si Tante Keriting yang katanya wajahnya bercahaya (Hanya Dialah yang Mengetahui). Dan terakhir, membuat janji dengan Si Laba-Laba agar ... begitu selesai, Azanpun dikumandangkan dari mulut Si Tante Keriting, inipun atas permintaan mereka:
Allahu Akbar. Allahu Akbar..Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah.. Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.. Hayya' Alash Shalaah.. Hayya' Alal Falaah.. Allaahu Akbar Allahu Akbar. Laa Ilaaha Illallaah, kemudian ditutup dengan bacaan al-Fatehah. Akhirnya, semua kembali seperti sediakala.

Si Tante Keriting mengamalkan Do'a seperti Doa Mohon Cahaya berikut yang ternyata adalah sebuah hadits:

  • Nur Muhammad

    Allaahummaj’al fii qalbii nuuran, wa fii lisaanii nuuran, waj’al fii sam’ii nuuran, waj’al fii basarii nuuran, waj’al min khalfii nuuran, wa min ammamii nuuran, waj’al min fauqii nuuran, wa min tahtii nuuran, allaahumma atinii nuuran

  • Shalallahu 'alaih..

    Yang Artinya: Yaa Allah, berikanlah cahaya pada hatiku, cahaya pada lisanku, berikanlah cahaya pada pendengaranku, berikanlah cahaya pada penglihatanku, berikanlah cahaya dari arah belakangku, cahaya dari arah depanku, berikanlah cahaya dari atasku, dan cahaya dari bawahku. Yaa Allah, berikanlah cahaya padaku. (H.R. Bukhari)