Mengapa Bensin Terlihat Keruh?. "Kalau habis diisi bensin jadi jelek, banyak kotorannya". Pertanyaan ini mungkin pernah kita lontarkan saat mengisi bensin di Spbu. Sehingga muncullah dipikiran kita mencurigai Spbu tempat kita membeli atau mengisi bahan bakar bensin tadi. Tidak disalahkan memang, sebagai masyarakat awam seperti kita, perkara-perkara semacam ini biasanya menjadi alasan untuk tidak membeli di Spbu tertentu disebabkan oleh Bensin yang dibeli terlihat keruh. (gambar: beritakendari.com).
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan bensin terlihat keruh antara lain dikarenakan:
Pengiriman bahan bakar yang diterima oleh pihak Spbu sama dengan pengiriman yang diterima pula oleh Depot Pertamina setempat. Pertamina melalui depot-depotnya di seluruh nusantara, mendistribusikan bahan bakar melalui kapal tanker. Kapal tanker inilah yang loading di depot selanjutnya depot menyuplai/meneruskan pengiriman bahan bakar ke Spbu-Spbu sesuai dengan banyaknya permintaan Spbu. Jika dipersentasikan akibat dari keruhnya bensin yang kita lihat berkisar 80%.
Saat Pembongkaran bbm tengah berlangsung di spbu. Operator sedang melayani pembelian ke kita. Menyebabkan kotoran tangki yg ada di dasar tangki pendam milik spbu naik kepermukaan akibat proses pengadukan ketika ada pembongkaran dari truk tangki bbm. 15% perubahan warna pada Minyak Solar dan membutuhkan beberapa jam agar warna kembali normal sedangkan pada bensin perubahannya hanya memakan waktu sekian menit saja lalu kembali ke warna normal. Bensin terlihat keruh bisa juga disebabkan karena endapan kotoran tangki pada kendaraan kita.
Saringan pompa pada dispenser tempat kita membeli bensin tidak pernah dibersihkan (4%). Penumpukan kotoran di saringan pompa dispenser spbu juga akan berdampak buruk pada kalibrasi jumlah satuan cairan yang keluar atau dengan kata lain cairan bbm yang kita beli +/- 0,0020 sampai 0,0050 per 10 liter/20 liter, jika kita takar dari patokan bejana ukur takaran cairan bbm spbu. Di sini, kita bisa diuntungkan begitupun sebaliknya, malah spbu yang dirugikan
Selain dari apa-apa yang disebutkan di atas, ternyata spesifik gravitasi (SG) atau berat jenis bahan bakar juga ambil bagian. Tinggi rendah SG bahan bakar yang diterima oleh pihak spbu, menyebabkan warna bensin tidak memiliki standar warna khusus. Ini karena penambahan zat warna dan pencampuran yang ditambahkan pada semua produk bahan bakar produksi Pertamina tidak merata. Bensin dengan warna kekuningannya, Minyak Solar dengan warna abu-abunya, pertamax ditandai dengan warna biru dan seterusnya.
Karena bagaimanpun bentuk warna, pihak spbu tak dapat mengubah karena sumber bbm yang kita pakai di kendaraan, berasal dari pengiriman yang dibawa oleh kapal tanker. Pihak Spbu lebih mengutamakan standar berat jenis bahan bakar daripada warna. Kalaupun Spbu mengembalikan/menolak karena masalah jernih tidaknya warna cairan bbm ke depot Pertamina. Baiknya kita bersabar dulu, spbu dalam keadaan kosong sampai menunggu hasil proses penolakan bahan bakar selesai.
Disinilah kekurangan kita, minyak bagus dieksport keluar dan dinikmati oleh orang luar sedangkan kita sendiri dikasih ampas. Malah ada yang tersedia dengan kualitas terbaik, namun harganya selangit. Standar pemerintah melihat tingkat kesejahteraan rakyatnya hanya dari segi banyak tidaknya benda-benda berharga yang dimilik oleh individu atau suatu keluarga. Padahal penyamaran taraf hidup masyarakat terbentuk karena semakin menjamurnya kantor-kantor pembiayaan (Finance). Apapun boleh dihutang. Rute yang sama yang pernah dialami oleh Amerika Serikat (krisis ekonomi). Mereka punya pengaruh kuat untuk mengembalikan, Indonesia? membantu dengan nilai rupiahnya.