Pengguna narkoba sudah tidak ada batasan usia maupun status sosial lagi. Siapapun ia, dari dulu hingga sekarang menjadi gaya hidup tersendiri di kalangan masyarakat. Sedangkan di sisi lain, bagi pengedar narkoba ini menjadi peluang terbaik di tengah kepungan desakan-desakan hidup yang melandasi alasan pelakunya berbuat demikian.
Rasa keingintahuan yang tinggi untuk merasakan, mencoba serta menikmati sensasi narkoba merupakan pemicu akhirnya seseorang itu menggunakan narkoba.
Mengajak seseorang menggunakan narkoba, kemungkinan besar sama dengan cara mempengaruhi orang melakukan tindak kejahatan pengeboman ataukah mengajak seseorang mengikuti ajaran-ajaran tertentu yang menyimpang dari pemahaman sebenarnya; Liberalisme Agama.
Indonesia khususnya di wilayah Aceh, ganja banyak ditanam untuk dikonsumsi sebagai sayuran. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa mengkonsumsi sayuran ini. Karena merupakan salah satu makanan favorit masyarakat Aceh. Tumbuhan ganja diciptakan Tuhan sebagaimana halnya dengan tanaman-tanaman yang lain.
Bila masyarakat Aceh saja memakan, berarti apa salahnya bila daun ganja dilinting kemudian dihisap. Bedanya di mana dengan daun tembakau yang ditumbuk kemudian dikeringkan. Selanjutnya dikemas menjadi sebungkus rokok yang dijual bebas di pasaran tanpa ada undang-undang khusus yang mengatur. Pemerintah tampaknya berlebih-lebihan dalam menangani masalah sayuran ganja ini.
Contoh kalimat di atas yang kerapkali dipakai 'pengedar' untuk mempengaruhi seseorang menghisap ganja atau bersama-sama memakai chimenk. Mengambil persamaan-perumpamaan yang masuk akal, membandingkan dengan sesuatu dan disertai pendekatan persuasif sehingga si pengedar dapat melihat sisi kelemahan targetnya.
Memang tidak serta merta orang akan langsung merespon, tergantung siapa yang menawarkan. Kecuali, orang yang menawarkan untuk memakai narkoba datangnya dari orang yang dikenal. Di samping itu, pengedar tetap menyembunyikan identitas dirinya. Bila menawarkan, ia seolah-olah sebagai perantara saja.
Jadi patut diwaspadai, bila menemukan anggota keluarga menyimpan kertas papir di dompet/saku celana, sisa-sisa kertas papir di asbak, batang rokok yang berbeda dari yang lain dalam bungkus rokok. Bisa diindikasikan ia pemakai ganja.
Terutama ampas-ampas teh. Karena mencampur daun ganja kering dalam minuman teh itu tidak kentara, tidak berbau sama sekali seperti kalau mencium aroma menyengat daun ganja yang terbakar.
Begitu juga halnya dengan pemakai sabu-sabu, ia banyak mengoleksi korek api yang nyala apinya sudah diset terbang. Diikat seperti magasin senjata serta tidak lagi menggunakan alumunium foil. Tetapi memakai tabung gelas kecil (tube) sebagai pengganti foil. Olehnya itu, bagi para orangtua yang tak ingin keluarganya terjerumus ke dunia junkies, rutinlah memeriksa kamar anak Anda. (Foto/Gambar: Google Search)