Yang Perlu “Diwaspadai” saat Mengisi BBM di Spbu - Banyaknya ditemui keluhan-keluhan konsumen seputar pengisian BBM di Spbu, menjadi PR tersendiri bagi pihak Spbu. Ada saja hal-hal yang dikeluhkan, mulai dari kurangya takaran pada mesin pompa, mengisi bensin malah angin yang keluar, hentakan handle nozzle saat pengisian, print out (struk) pembelian konsumen tidak sesuai dengan yang masuk di tangki kendaraan hingga kekurangan kembalian uang Rp. 354 atau 415 rupiah banyaknya. Padahal kesemuanya ini dapat diselesaikan secara bijaksana. Di mana salah satu faktor penghalangnya yaitu diskomunikasi antara konsumen dan pihak Spbu. Kebanyakan konsumen hanya mengeluh pada operator saja, bukan kepada penanggungjawab harian Spbu serta kurangnya pemahaman konsumen terhadap sistem penerapan pelayanan yang diberikan oleh pihak Spbu. Terlebih lagi, kepercayaan konsumen terhadap sebagian besar pelayanan di Spbu masih minin. Kendati dalam hal ini Pertamina telah berupaya meningkatkan pelayanan melalui pelaksanaan program Pasti Pas di Spbu. (gambar: keminfo)
Sebagai contoh untuk takaran cairan bbm yang masuk ke tangki kendaraan konsumen atau yang keluar dari handle nozzle pada mesin pompa. Pada Spbu yang belum mengikuti program Pasti Pas, takaran cairan minyak yang keluar dari mesin diberi batas toleransi maksimal kurang dari 0,0050 mililiter per 10 liter dari bejana ukur berkapasitas 10 liter dan kurang 0,0025 mililiter per 20 liter dari bejana ukur berkapasitas 20 liter pula. Atau kekurangannya berkisar setengah tutup botol air mineral. Perlu Anda ketahui, bahwa walaupun Spbu telah diberi batas toleransi hingga o,0050 mililiter pada mesin pompa. Tetap saja Spbu tidak berani memakai batas toleransi tersebut dengan alasan wadah di mana cairan bbm berada (mesin pompa) kadang bergeser ( +/- ) dari posisi saat kali pertama Badan Meterologi mentera ulang. Jika didapati lebih dari batas toleransi tersebut, maka Spbu akan diberi peringatan dengan menstop pengiriman bbm ke Spbu. Itulah mengapa tiap tahunnya Badan Meterologi men-Tera ulang (mengkalibrasi ulang) takaran pompa di Spbu. Selain Auditor independent yang memeriksa Spbu sekali dalam sebulan atau satu kali dalam tiga bulan.
Sedangkan bagi Spbu yang mengikuti atau yang telah berpredikat Pasti Pas, maka takaran yang keluar dari handle nozzle pompa diwajibkan pada posisi “nol” per 10 atau 20 liter di bejana ukur. Sebenarnya inilah kendala bagi Spbu Pasti Pas. Karena seringnya ditemui saat tera harian takaran pompa, malah berada di posisi Plus ( + ) pada takaran pompa. Di sisi lain, kelebihan tersebut memang memberikan point tertinggi saat Auditor menilai. Padahal sesungguhnya malah merugikan spbu saat penghitungan susut harian ataupun perhitungan susut untuk perbulannya.
Berikut ini, ada beberapa hal yang mesti Anda waspadai saat mengisi bbm di Spbu:
- • Angka "90" yang berkedap-kedip di bagian sebelah kiri pada layar penunjukan harga di mesin pompa. Jika angka ini muncul, berarti nozzle tidak rapat pada dudukannya. Yakni sekadar menggantung saja pada wadah persegi berwarna hitam berongga pada penutup mesin pompa dan angka penunjukan harga di layar pompa pada saat angka ini muncul, tidak dalam keadaan "Posisi Nol Rupiah". Cara ini saya sebut “Pause Pompa”. Apabila Anda tidak sempat melihat pada layar penunjukan harga pada dispenser pompa saat mengisi kendaraan. Sebaiknya mintalah bukti pembelian (struk/print out) Anda. Untuk memastikan, bahwa cairan bbm yang masuk ke kendaraan sesuai dengan pembelian. Karena printout tersebut terhubung langsung dengan sistem pengprograman pada mesin dispenser pompa. Ingat..! untuk tetap memperhatikan tanggal/bulan/tahun, jam berapa Anda mengisi bbm, bahkan sampai menitnya pun harus Anda perhatikan. Karena bisa jadi struk yang diserahkan bukan hasil dari pembelian Anda. Anda jangan sampai lengah. Kalaupun Anda menemukan hal semacam ini, segeralah pertanyakan ke penanggungjawab harian Spbu. Jangan berlama-lama beradu argumentasi dengan operator. Permasalahan ini pernah Saya temui saat berkunjung ke blog yang mensharing hal ini. Di postingan tersebut memperlihatkan bukti pembelian yang tidak sesuai dengan pembelian yang ditunjukkan pada layar nominal harga di pompa. Menurutnya, di layar pompa jelas-jelas berakhir pada angka 100 ribu rupiah, tapi kenyataan yang tercetak di struk pembeliannya hanya 80 ribu rupiah.
- • Penjualan disambung atau harga di layar penunjukan nominal pompa berlanjut terus. Misal, orang pertama di depan Anda membeli 20 ribu rupiah. Setelah selesai, nozzle tidak diletakkan kembali pada dudukannya dan langsung diisikan ke tangki kendaraan Anda. Dengan cara seperti ini. Anda akan dibuat bingung dengan jumlah sebenarnya yang masuk ke kendaraan, karena kelipatan-kelipatan harga yang berlanjut terus di layar penunjukan harga itu tadi. Mohon diperhatikan juga, jangan sampai Anda keliru, karena pedal dudukan nozzle jika ditekan dengan menggunakan tangan, maka akan sangat cepat penetralan harganya di mesin pompa. Dan saya khawatirkan akan mudah terjadi kesalahpahaman, jelilah untuk melihatnya. Jika memang operator mencoba mencurangi Anda waspadalah, cara ini biasanya dilakukan saat antrian panjang, utamanya di area penjualan khusus roda dua dan operator akan berupaya menutupi layar disply pompa. Untuk memastikan Anda tidak mendapat penyambungan harga. Cukup perhatikan handle nozzle, apakah pernah didudukkan pada tempatnya (sandaran nozzle persegi yang berada di kap mesin pompa berwarna hitam berongga) ataukah operator menekan pedal dudukan nozzle. Karena jika nozzle sudah didudukkan atau ditekan, maka secara otomatis penunjukan harga kembali pada posisi nol rupiah.
Satu oknum saja yang melakukannya, konsekuensinya mau tidak mau berimbas pada spbu lain. Kalaupun Anda mencurigai ada “permainan” yang dilakukan “Oknum Spbu”. Pada mesin pompa, selain kelakukan menyimpang “oknum” operator. Segeralah melaporkannya ke pertamina, kemudian nantinya diteruskan ke bagian meterologi daerah/provinsi untuk memeriksa kondisi mesin pompa Spbu. Dan jika didapati, maka akan diberi sanksi, bahkan penghentian kegiatan operasional di Spbu
di cabut oleh Pertamina.
Semoga Anda bijak menanggapi artikel ini, jangan sampai dengan adanya kalimat-kalimat di atas, menjadikan Anda bersikap sinis saat mengisi bbm di Spbu. Ataukah salah persepsi dalam memahami isinya, dikarenakan penulis mencoba bersikap netral dalam membuat postingan ini, di samping Penulis bukanlah ahli dalam berkosa kata. Pun dalam penyampaian mungkin tidak sejalan dengan pemahaman Anda. Sekaligus tidak ingin menyembunyikan fakta sebenarnya yang pernah terjadi di lapangan.
Sebagai kesimpulan dari uraian di atas, yakni PEMBELIAN ANDA, HARUS DIMULAI DARI ANGKA NOL dan MINTALAH BUKTI PEMBELIAN. Sekian Wassalam.
Semoga Anda bijak menanggapi artikel ini, jangan sampai dengan adanya kalimat-kalimat di atas, menjadikan Anda bersikap sinis saat mengisi bbm di Spbu. Ataukah salah persepsi dalam memahami isinya, dikarenakan penulis mencoba bersikap netral dalam membuat postingan ini, di samping Penulis bukanlah ahli dalam berkosa kata. Pun dalam penyampaian mungkin tidak sejalan dengan pemahaman Anda. Sekaligus tidak ingin menyembunyikan fakta sebenarnya yang pernah terjadi di lapangan.
Sebagai kesimpulan dari uraian di atas, yakni PEMBELIAN ANDA, HARUS DIMULAI DARI ANGKA NOL dan MINTALAH BUKTI PEMBELIAN. Sekian Wassalam.